Monthly Archives: September 2013

Layout Design

Layout merupakan susunan dari elemen desain yang berhubungan dengan sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Adanya layout akan mempermudah tata letak elemen gambar atau teks agar menjadi lebih komunikatif dan memudahkan pembaca menerima informasi di dalamnya.

1. Grid System

Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.

2. The Golden Ratio

Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah.

Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi.

Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377…

Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer.

3. The symetrical grid (modular grid)

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3.

Sistem Layout digunakan hampir pada semua bidang yang berhubungan dengan desain visual, anda mungkin pernah mendengar kata layout berita, layout rumah, layout web dll.

Sumber : http://www.satriamultimedia.com/artikel_teori_tentang_layout_desain.html

Jenis-Jenis Design Layout

1. Mondrian Layout : jenis design yang mengacu kepada karya Piet Modrian seorang pelukis asal Belanda, memiliki design yang Asimetris, menggunakan warna dasar merah, kuning, biru serta garis hitam sebagai pemisah antar ruangn, unsur gambar di tempatkan dalam bidang segi empat,

2. Axial Layout: Tata letak yang memiliki tampilan visual yang kuat di tengah halaman dengan tampilan element pendukung di sekeliling gambar utama biasanya berupa gambar atau tulisan yang berhubungan dengan tampilan di tengah halaman sebagai titik pusatnya.

3. Picture Window Layout: Tampilan gambar yang besar menjadi ciri utama tata letak ini, dan diikuti dengan headline, keterangan gambar hanya memiliki porsi yang kecil

4. Big type Layout : Jenis tata letak yang menggunakan huruf yang besar sebagai unsur utama, gambar yang digunakan hanya berfungsi sebagai unsur pendukung saja.

5. Silhouette Layout : Tata letak tulisan yang mengikuti alur bentuk gambar yang di gunakan menjadi ciri design jenis ini. dan kadang di gunakan juga tampilan negatif gambar (silhouette) untuk menguatkan pesan yang disampaikan.

6. Frame Layout : Menggunakan bingkai sebagai unsur utama design ini, dimana pesan atau gambar utama diletakan di dalam bingkai, atau bingkai tersebut menjadi tema dalam design yang digunakan.

7. Circus Layout : Susunan yang “tidak beraturan” dalam penempatan gambar/tulisan tapi tertata dengan baik, tampilan biasanya berupa banyak gambar produk dalam satu halaman.

8. Rebus Layout : Gambar dan tulisan saling menjalin di dalam design, menggunakan gambar sebagai penggati tulisan [misal: tulisan smile diganti dengan gambar :-) ]

9. Story Board Layout : sesuai dengan namanya tata letak jenis ini mengandung unsur cerita mengenai pesan yang akan disampaikan, terdiri dari beberapa panel yang simetris, dan tiap gambar dapat di berikan keterangan atau ‘caption’

10. Type Speciment  Layout : Menggunakan Satu macan jenis huruf tertentu [Font]. Tulisan diatur sedemikian rupa untuk menampilkan pesan secara visual dan literal. Dan biasanya design jenis ini di dominasi oleh tulisan.

Reblog from http://bag220.wordpress.com/2012/03/16/layout/

AI (Artificial Intelligence) Masa Depan?

Istilah Ai pertama kali dikemukakan pada tahun 1956 di konferensi Darthmouth. Sejak saat itu, AI terus dikembangkan sebab berbagai penelitian mengenai teori-teori dan prinsip-prinsipnya juga terus berkembang. Meskipun istilah AI baru muncul tahun 1956, tetapi teori-teori yang mengarah ke AI sudah muncul sejak tahun 1941.

Para ahli mendefinisikan AI secara berbeda-beda tergantung sudut pandang meraka masing-masing. Stuart Russel dan Peter Norvig mengelompokkan definisi AI ke dalam empat kategori, yaitu :

AI

1.   Thinking Humanly : the cognitive modelling approach

Pendekatan ini dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

  • Melalui introspeksi : mencoba menangkap pemikiran-pemikiran kita sendiri pada saat kita berpikir. Tetapi, seorang psikolog barat mengatakan “how do you know that you understand?” Bagaimana anda tahu bahwa anda mengerti? Karena pada saat kita menyadari pemikiran anda, ternyata pemikiran tersebut sudah lewat dan digantikan kesadaran anda. Sehingga definisi ini terkesan mengada-ada dan tidak mungkin dilakukan.
  • Melalui experimen-experimen psikologi.

2.   Acting Humanly : the turing test approach

Pada tahun 1950, Alan Turing merancang suatu ujian bagi komputer berinteligensia untuk menguji apakah komputer tersebut mampu mengelabuhi seorang manusia yang menginterogasinya melalui teletype (komunikasi berbasis teks jarak jauh). Jika interrogator tidak dapat membedakan yang diinterogasinya adalah manusia atau komputer, maka komputer berinteligensia tersebut lolos dari Turing Test. Komputer tersebut perlu memiliki kemampuan : Natural Language Processing, Knowledge Representation, Automated Reasoning, Machine Learning, Computer Vision, Robotics. Turing test sengaja menghindari interaksi fisik antara interrogator dan komputer karena simulasi fisik manusia tidak memerlukan inteligensia.

3.   Thinking Rasionally : the laws of thought approach

Terdapat dua masalah dalam pendekatan ini, yaitu :

  • Tidak mudah untuk membuat pengetahuan informal dan menyatakan pengetahuan tersebut ke dalam formal term yang diperlukan oleh notasi logika, khususnya ketika pengetahuan tersebut memiliki kepastian kurang dari 100%.
  • Terdapat perbedaan besar antara dapat memecahkan masalah “dalam prinsip” dan memecahkannya “dalam dunia nyata”.

4.   Acting Rasionally : the rational agent approach

Membuat inferensi yang logis merupakan bagian dari suatu rational agent. Hal ini disebabkan satu-satunya cara untuk melakukan aksi secara rasional adalah dengan menalar secara logis.  Dengan menalar secara logis, maka bisa didapatkan kesimpulan bahwa aksi yang diberikan akan mencapai tujuan atau tidak. Jika mencapai tujuan, maka agent dapat melakukan aksi berdasarkan kesimpulan tersebut.

Thinking humanly dan  acting humanly adalah dua definisi dalam arti yang sangat luas. Sampai saat ini, pemikiran manusia yang diluar rasio, yakni refleks dan intuitif (berhubungan dengan perasaan), belum dapat ditirukan sepenuhnya oleh komputer. Dengan demikian, kedua definisi ini dirasa kurang tepat untuk saat ini. Jika kita menggunakan definisi ini, maka banyak produk komputasi cerdas saat ini yang tidak layak disebut sebagai produk AI.

Definisi thinking rationally terasa lebih sempit daripada acting rationally. Oleh karena itu, definisi AI yang paling tepat untuk saat ini adalah acting rationally dengan pendekatan rational agent. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer bisa melakukan penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secara rasional berdasarkan hasil penalaran tersebut.

Dalam perkembangannya, AI terus menerus berkembang terutama di bidang auto infrastructure. Dimasa depan sistem infrastruktur akan menjadi serba otomatis, seperti kendaraan umum yang beroperasi tanpa adanya supir. Teknologi ini sangat memungkinkan terjadi di masa yang akan datang, karena sekarang Google sedang gencar melakukan project Google Self Driving Car.

Di masa depan, para pengguna kendaraan umum dapat langsung memesan taxi langsung dari smartphone-nya dan mengetahui posisi dimana taxi yang sedang dipesannya. Para pengguna kendaraan umum juga tidak perlu khawatir lagi dengan adanya kejahatan yang terjadi di dalam kendaraan umum yang dilakukan oleh supir.

Kita amati saja, apakah teknologi ini akan memberikan dampak yang baik kepada manusia atau sebaliknya? Pertanyaan itu akan terjawab setelah teknologi itu sudah mulai digunakan di masa yang akan datang nanti.

Sumber :

  1. Suyanto, ST, MSc., 2007, “Artificial Intelligence”, Informatika Bandung
  2. http://www.youtube.com/
  3. http://jessicalessin.com/2013/08/23/exclusive-google-designing-its-own-self-driving-car-considers-robo-taxi-2/